#KepoBuku Cara Lain Nge-review Buku


Sejak awal nge-blog sekitar tahun 2003-an, saya sudah kenal yang namanya podcast. Dari mana saya tahu? Dari blog seorang lelaki kece blogger dan dedengkot Blogfam bernama Rane Hafied atau lebih sering dipanggil Pak Jaf. Daftar podcast-nya dulu kalau saya tidak salah terdiri dari potongan-potongan rekaman siaran radionya. Pak Jaf adalah produser sekaligus penyiar Radio Singapura Internasional (RSI). Busyet, saya masih simpan kartu Lebaran dari Pak Jaf dengan gambar orang-orang RSI. Dari beliau saya banyak belajar tentang dunia radio. Yuhuuu. Beliau ini baik banget dan tidak pelit ilmu. Bersama Pak Jaf, Uyet, dan Mbak Sa, cerita estafet kami pernah diterbitkan oleh Gramedia.


Pak Jaf dan dunia podcast tidak bisa dipisahkan. Kalau ingat Pak Jaf, pasti saya langsung ingat podcast. Seperti kalau ingat Deadpool pasti ingat Ryan Reynolds. Banyak sudah podcast yang bisa kalian dengarkan di blog-nya, dengan banyak bahasan. Diantaranya: Nyeduh Kopi Bareng Riyogarta, [Klipping] Podcast, Masa Depan Penyiaran yang Belum Pasaran di Indonesia, Episode Anchor: Cover-Coveran Ukulele Lagi, Tips Merekam Podcast Dengan Ponsel, dan yang satu ini Blog: Review Singkat Speaker Studio Buat Podcasting. Masih banyak podcast lainnya, silahkan meluncur ke blog beliau. Asyik banget dengerin podcast di sana. Nge-blog lewat suara! Kalian harus coba nge-blog lewat suara ini.


Saat ini Pak Jaf, yang konsisten dengan dunia podcast, punya seri podcast berjudul #KepoBuku. #KepoBuku ini merupakan review buku tapi dalam bentuk audio alias suara. Dalam #KepoBuku Pak Jaf tidak sendiri, ada temannya yang bernama Hertoto Eko, dan Steven Sitongan yang punya Ksatria Buku (silahkan cari di IG). Pak Jaf dan Om Totok sama-sama luwes, mungkin karena mereka sahabatan. Sedangkan Steven jauh lebih muda dari mereka berdua ... eh. Ampun Pak Jaf hahaha

Baca Juga : Proyektor Ini Tidak Perlu Layar Atau Dinding

Podcast #KepoBuku yang sudah sampai pada Epidose #11 itu bakal memuaskan kalian para pecinta buku, hanya dengan mendengarkan sambil tidur-tiduran atau sambil bajak sawah. Bahkan bisa jadi pilihan bagi kalian yang pengen nge-review tapi malas banget menulis.

Oh, really?

Yess, darling!

Karena, kalian juga bisa mengirimkan review singkat kalian tentang buku yang sedang dibaca ke mereka! Via WA voice salah satunya. Jadi, selain review buku bisa kalian pos di blog pribadi, juga bisa dikirim ke mereka dalam bentuk audio. Saya sendiri sudah mengirimkan buku yang sedang saya baca, kebetulan juga cocok sama tema mereka tentang buku sastra. Silahkan dengarkan suara saya yang cempreng hahaha.


Silahkan submit review kalian. Caranya? Lihat gambar di bawah ini *tunjuk-tunjuk*


Atau langsung saja ke blog-nya.

Baca Juga : Dine Tools That Can Be Folded

Berkaitan dengan podcast ini adalah layanan yang dipakai yaitu Anchor. Saya pernah membahasnya di sini. Namanya layanan podcast, semua hal yang berkaitan dengan audio bakal diterima dengan senang hati. Silahkan unggah audio pilihan kalian. 


Tapi, bagaimana caranya punya akun di Anchor?

Mudah, kawan. Buka browser, ketik alamat Anchor, lalu daftar seperti biasa / membuat akun. Silahkan memulai podcast kalian: rekam audio dan unggah. Enaknya di Anchor adalah kalian bisa memilih podcast kalian bakal di-publish di mana saja, termasuk Spotify, Apple Podcasts, dan Google Podcasts!


Apa saja yang bisa diunggah di Anchor? Rekaman seperti #KepoBuku, musik yang kalian buat sendiri, atau lagu yang kalian cover dari lagu orang lain. Dengarkan remakan saya dan Mas Yoyok Purnomor dalam episode susahnya merekam lagu (akustik) live berikut ini:



Atau lagu Terukir di Bintang milik Yuna yang saya cover dengan musik oleh Luis Thomas Ire berikut ini :



Jangan ragu untuk mulai membikin podcast. Karena apa, wahai sodara-sodara? Karena, dulu orang juga ragu nge-vlog kan? Tapi lihat sekarang ... begitu banyak vlogger di dunia ini. Bahkan yang kelasnya sudah pro! Mereka sukses bukan dalam sekedip mata tetapi karena ada proses panjang yang dilalui. Artinya adalah kita harus optimis. Segala sesuatu itu tidak langsung besar, kecuali planet-planet dan dinosaurus :p, semua dimulai dari yang kecil atau dari nol.

Lagi pula, #KepoBuku dapat menjadi inspirasi kita untuk membuat rekaman review buku sendiri. Why not?

Baca Juga : Instructables, How to Make Anything

Berani coba?

Harus!


Cheers.

15 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. ngeblognya sudah lama bangetnya, topp,
    2003 masih terbatas banget penggunaan komputer dan kesulitan jaringan internet :)
    sesekali ke warnet yg ngantri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali. Dulu itu harus ke warnet, kadang materi buat ngepos sudah diketik di rumah hahaha ke warnet tinggal upload :D Itu dulu ... masa-masa indah fakir internet :P

      Hapus
  2. Asiikkkkkk dipromosiin ama Tuteeehh.. Makasiihh
    Untuk WA bisa juga lo ke 087878505012.. Silahkan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huehehehe makasih juga Pak Jaf :D sudah menginspirasi banyak orang!

      Hapus
  3. Terima kasih sudah menulis ulasan podcast Kepo Buku

    BalasHapus
  4. Saya baca dari atas, agak tidak paham si, sisa - sisa ingatan hanya berupa review buku dalam bentuk suara dan berani mencoba. Tetapi saat memasuki

    bagian akhir;

    Mereka sukses bukan dalam sekedip mata tetapi karena ada proses panjang yang dilalui. Artinya adalah kita harus optimis.

    Suka bangat pesan ini, bukan hanya dalam blog tetapi dalam segala aspek saya pikir. Poin tersebut idealnya menjadi refrensi bagi saya, dia, dan kita.

    Makasih ine, suka bangat pesannya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sukses itu bukan akhir dari perjuangan, tapi sebuah pencapaian sementara hahaha karena setelah sukses ada lagi yang harus dikerjakan yaitu mempertahankannya :D

      Hapus
    2. adu Ine sa semakin kagum saja ne, luar biasa refleksinya wali kelas, ups salah Ine Tuteh kwkwk

      Hapus
  5. aku sering banget dengerin podcast kalo lagi kemana-mana! emang podcast ini sebenernya media yang efektif banget buat kita yang jarang punya waktu untuk nengok layar gadget

    dan ternyata efektif juga buat review buku yaaaa... selama ini bukunya malah yang tak dengerin dalam bentuk audiobook hehehe

    BalasHapus
  6. Kak Tuteh, makasih untuk wawasannya. Saya bookmark dulu ah halaman ini. Siapa tahu mau ikut kirim kirim review. Saya dulu pernah terpikir bikin podcast juga via soundcloud tapi terlupakan. Heheh postingan ini mengingatkanku kembali. Ahay

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo dikirim, Jeng! Pasti bakal dibacakan/disatukan dengan podcast dari Pak Jaf dan kawan-kawan. Soundcloud mulai berbayar per berapa menit apa jam begitu, kalau Anchor gratis sepanjang-panjangnya hehehe :D

      Hapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak