Flores: Adventure Trails



Banyak buku yang bercerita tentang Indonesia dari Barat ke Timur, dari Utara ke Selatan, dari adat ke bahasa, dari budaya ke pakaian, dari gunung ke pantai, dari rumah adat ke kearifan lokal. Saya punya salah satu buku semacam itu, dikasih sama Ika Soewadji, dan masih sering saya baca sampai sekarang. Banyak juga buku yang bercerita panjang lebar tentang Pulau Flores (Flores overland). Saya sendiri pernah menulis materi siaran program Backpacker, pada tahun 2017, awal tentang Flores Overland. Biasanya orang menulis Flores Overland itu dari Barat ke arah Timur, tapi materi saya itu dari Timur ke arah Barat. Qiqiqiq. Sesekali kita membaliknya kan boleh-boleh saja.

Baca Juga : 5 Cozy Songs

Tentang si Buku

Buku yang saya bahas hari ini berjudul Flores: Adventure Trails. Buku ini ditulis (sekaligus sebagai koordinator penulis) oleh Meret L. Signer. Kontributor atau penulis lain diantaranya Heinz von Holzen, Rofinus Ndau, Unipala Maumere, idGuides. Publisher Flores: Adventure Trails adalah Swisscontact dan didukung oleh SECO (Swiss State Secretariat for Economic Affairs). Tahun terbit 2012. Wow banget, saya terkejut ketika membaca nama Unipala Maumere. Itu MAPALA-nya Universitas Nusa Nipa (Unipa). Oh ya, selain sambutan dari Bapak Sapta Nirwandar, juga ada sambutan Jurg Schneider dari SECO. Flores: Adventure Trails berbahasa Inggris tapi untuk ukuran saya yang bahasa Inggrisnya pas-pasan bisa yess atau no sudah bersyukur, isinya cukup mudah dipahami/dimengerti. 


Bagaimana dengan isinya?

Isinya dimulai dari perkenalan tentang Pulau Flores. Perkenalan yang sangat lengkap, menurut saya, karena memuat tentang kondisi geografis, iklim, Flores sebagai bagian dari ring of fire, flora dan fauna, kehidupan laut, zaman sebelum dan sesudah kolonial, manusia dan adat budayanya. Traveling directory sub bahasan berikutnya adalah tentang how to get there? (pesawat dan kapal laut) termasuk informasi kantor-kantor layanan tiket, akomodasi, tempat makan, komunikasi/alat komunikasi, keuangan, isu kesehatan, sampai etika.

Woman travellers:
Even thought Flores is predominantly Christian, woman dressing modestly is a cultural thing in Indonesia, rather than a religious one. Wear t-shirts that cover your shoulders and don't reveal too much of your legs. Wearing a bikini is fine at the beaches of Labuan Bajo and in designated hotel areas in other parts of Flores. Everywhere else, put on a t-shirt and shorts for swimming. (Meret L. Signer, 2012:23).


Sub berikutnya adalah persiapan yang harus dilakukan sebelum ke Flores. Menariknya adalah, dijelaskan tentang skala kesulitan trek, level kebugaran, barang bawaan dasar or basic check list sampai how to minimize your impact. Komplit kan ya. Basic check list ini umum saja seperti yang sering kita lakukan/bawa seperti kaca mata, head lamp, sun-block, first aid kit, kompas, pisau lipat, hingga tas plastik untuk menyimpan pakaian kotor dan/atau sampah. Puhlease, ke mana pun pergi jangan pernah membuang sampah sembarangan.


Setelah itu, pembaca memasuki inti sari buku ini. Yay! Dimulai dari  Labuan Bajo: Pulau Rinca, Pulau Komodo, Gunung Mbeliling, teruuuuus ke Timur sampai ketemu Gunung Kelimutu di Ende, Maumere dengan pantai-pantai dan Gunung Egon-nya, sampai Larantuka. Informasinya tidak sekadar ini looooh Gunung Mbeliling itu, tapi juga memuat tinggi gunung, luas daratan, flora dan faunanya, sampai tentang masyarakat tradisionalnya. 


Salah satu sub yang saya sukai adalah kisah tentang Rudolf von Reding:

In 1974, the elderly Count Rudolf von Reding from Biberegg, Switzerland, disappeared on the island of Komodo. For some unknown reason he got seperated from his group. When they realized he was missing, they immediately returned to the point where had last seen him - but they were too late. All they could find was the Count's backpack, camera, sunglasses, and stains of blood on the ground. Komodo dragons eat their prey whole, and von Reding's body was never found. Although it could neve be confirmed with 100% certainty, he was believed to have been eaten.

Sedih ya ... *ambil tissu*

Jadi ingat waktu ke Pulau Rinca, dimana salah seorang teman pejalan kami sedang datang bulan, dan si komodo berjalan ke arah teman tersebut. Horor-horor bergembira gimana gitu rasanya diikuti komodo, hehe.


Setelah Baca

Saya bahagia karena jadi banyak tahu tentang pulau sendiri. Sebagai pelahap buku, sekaligus blogger yang gemar menulis tentang perjalanan ke mana pun saya pergi, buku ini menjadi semacam panduan untuk menulis. Menulis tempat wisata itu tidak sekadar menggambarkan betapa indahnya; betapa menawannya; betapa mempesonanya, tetapi harus bisa lebih detail yaitu tentang letak lokasinya, jaraknya, transportasi dan akomodasi kalau bisa bisa dengan harganya, budaya masyarakat setempat (seperti harus memperhatikan etika berpakaian dan berbicara), hingga tingkat kesulitan perjalanan untuk mencapai lokasi tersebut. Sub buku juga penting untuk memilah atau mengklasifikasi tulisan agar tidak terkesan campur-aduk.

Saya sedang belajar untuk menulis seperti itu. Belajar terus tanpa henti. Istirahat sih boleh, berhenti jangan :)

Flores: Adventure Trails adalah buku yang super informatif meskipun tidak selengkap buku yang diterbitkan oleh Lonely Planet zaman dulu itu. Bahkan juga diceritakan tentang gempa yang pernah melanda Flores terutama Maumere dan Ende. Jika kalian punya waktu luang, jangan lupa untuk membacanya. Di mana bisa diperoleh, cobalah cari di toko buku terdekat, jika tidak, maka ini edisi terbatas yang dipublis oleh Swisscontact (yang selalu konsen dengan isu wisata).

Semoga bermanfaat, enjoy your weekend!


Cheers.

26 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. Semoga isi dalam buku tersebut bisa menambah pengetahuan, inspirasi serta ide ide bagus akan segera tercipta.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insha Allah heehhe bukunya memang bagus banget! :)

      Hapus
  2. Membiasakan hoby membaca buku itu tidak mudah, ada sebagian mereka yang kurang minat dalam membaca buku, padahal membaca buku adalah langkah awal untu menggenggam dunia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali ... saya sudah terbiasa membaca meskipun cuma beberapa lembar dalam sehari, harus baca! :D Lagipula kalau mau menulis dan tulisannya baik, kudu punya referensi ini itu, dan itu bisa didapat dari membaca :)

      Hapus
  3. Buku itu bagian dari ilmu... Betul kan?

    BalasHapus
  4. Waah bagus sekali ya mbak Tuteh ada buku tentang Flores berbahasa Inggris. Sangat membantu sekali untuk turis yang ingin berkunjung ke Flores sekaligus mengenalkan Flores di dunia internasional. Karena bukunya Bahasa Inggris jadi bisa lebih dipahami oleh para turis yang tertarik mengunjungi Flores dengan segala kekayaan alam dan keindahannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali Mom, ini adalah salah satu upaya untuk lebih 'mendekatkan' Flores kepada wisatawan mancanegara. Semoga buku-buku seperti ini dapat menghantarkan angka kunjungan yang tinggi ke pulau kami heheheh. Makasih Mom :*

      Hapus
  5. kalau aku yang baca pasti gak faham arahnya kemana beb kiki b.ingrisnya cuma tau ok :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha sama lah kita, bebs :p akyu yess or no :D

      Hapus
  6. wah...menarik banget….
    bermanfaat review-nya
    terima kasih mau berbagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, semoga bermanfaat ya hehehe ;)

      Hapus
  7. Memang nikmat rasanya ketika kita membaca buku kemudian kita jadi tahu ilmu baru dan pengetahuan baru , tapi kalau semacam genre vacation gitu , rasanya kurang afdhal kalau tidak menginjakan kaki di objek tsb. menurut yang saya baca , flores itu indah , tapi kurang afdhal kalau saya belum kesana.
    doakan biar cepat kesana , hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yess! Asyik! Belum afdhal kalau belum ke sini kan kan kan. Yuk ditunggu di sini :) Insha Allah.

      Hapus
  8. Semoga bukunya mampu meningkatkan grafik kunjungan wisatawan mancanegara datang ke Flores untuk melihat langsung keunikan budaya dan keeksotikannya.

    Sementara saya, berandai-andai dulu sambil berdoa agar ada jalan kemudahan kesampaian ke Flores juga ..., ke Ende tentunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insha Allah, Amin, Itu yang kita harapkan bersama agar trafik pengunjung ke sini juga lebih baik / banyak diimbangi dengan kondisi sarana dan prasarananya. Tentu, ini juga harapan bersama semoga suatu saat Himawan bisa datang ke sini hueheheh :D Amin!

      Hapus
  9. Sepertinya menarik buku ini. Kemarin beli buku tentang Indonesia Timur di Gramedia, tapi belum sampai kirimannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga lekas sampai bukunya dan bisa lekas dibaca ... yuk jelajah Flores meskipun hanya lewat tulisan/buku :) siapa tahu nanti ke tanah ini ... yuhuuuu ...

      Hapus
  10. Ke Flores masih hanya sebatas mimpi, nggak tau kapan bisa terealisasi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuuk mari ditunggu hehehe. Mimpi itu perlu, sebagai motivasi untuk dapat mewujudkannya :)

      Hapus
  11. Ine postingan ini sangat menarik sekali, letak menarik sekaligus mengundang tanya adalah kata FLORES. Menurut literatur yang saya baca, kata Flores diberikan oleh pelaut portugis, apa itu benar?. Lebih lanjut dikatakan pemberian nama tersebut disebabkan oleh kehadiran para pelaut portugis di pulau Flores dan melihat banyak bunga. Ehmm kira-kira di kabupaten mana yang banyak bunganya? MOF kah kwkwkkw...?

    Sumber yang lain dikatakan nusa bunga, apakah ini hanyalah julukan buat pernayataan saya yang pertama bahwa flores itu dari nama bunga?.

    Adu pokoknya asal muasal ini sulit juga ya, tetapi bisakah ine memberi gambaran pada saya terkait pertanyaan ini?

    Salam... Ine Suka bangat post ini, idealnya dibaca oleh anak-anak muda ne biar tahu sejarah nagi hehehe,,... sangat menarik saya sangat suka post ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut buku yang saya baca juga begitu, Pak Martin. Cabo das Flores. Dulu pernah baca juga di buku Ekspedisi NTT dari Kompas. Cabo das Flores, tanjung bunga, kemudian disebut Flores saja; Pulau Flores. Lanjutannya kita ke WAG :D hahaha.

      Hapus
  12. kalau tidak salah di Pusat Studi Pariwisata UNIFLOR juga punya buku ini....
    isinya memang bagus,cukup komplit menginformasikan keindahan alam serta kekayaan adat istiadat yang ada di pulau Flores.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ember hahaha ini dari perpustakaannya Puspar kan :D setiap hari saya pasti ambil buku dari situ dan baca :D

      Hapus
  13. Yup...blogger memang hrs sering membaca buku. Karena secara ilmiah buku adalah sumber informasi yg diakui secara akademis. Ini akan mendongkrak kualitas tulisan blogger tentunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali. Sama juga kayak nulis skripsi atau nulis novel fiksi pun, harus rajin baca sebagai modal tulisan juga.

      Hapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak