5 Rahasia Cantik Mamatua

Hari itu, ketika saya melihatnya bercahaya :*

Mungkin ini bakal jadi pos paling narsis secara bakal ceritain tentang rahasia cantik Mamatua, Amak, my mom, yang berusia 76 tahun itu. Kenapa sih saya mendadak menulis tema ini? Ceritanya begini: Mamatua itu kan selalu cantik, tapi beberapa hari lalu waktu pulang kantor saya melihat Mamatua begitu bercahayanya di depan meja tempat permainan congklaknya bertahta. Kalau boleh dibilang itu singgasananya Mamatua, yang sampai saat ini belum ada seorang pun berniat menggantikannya, tempat barang-barang seperti congklak, Al Qur'an, minyak Varash, segala macam barang printilan berada. Hehe. Iya (pengulangan) Mamatua begitu bercahayanya. 

Baca Juga:
 
Tergelitik, kemudian, dalam hati saya untuk menulis tentang rahasia kecantikan Mamatua. Macam mana sih rahasia kecantikan Mamatua? Apakah karena memakai kosmetik super mahal? Atau karena rajin perawatan di salon dan spa? Mari kita cek.

1. Rajin Shalat dan Mengaji

Rahasia paling utama kecantikan Mamatua itu adalah karena rajin shalat dan mengaji. Kalau istilah kami untuk Mamatua itu juku to'bhe mesa. Mamatua memang mualaf, tapi urusan shalat dan mengaji jangan ditanya. Dulu, sebelum stroke (Mei 2009), jadwal bangun pagi Mamatua itu pukul 03.00. Setelah mandi dan bebersih, sambil menunggu Adzan Subuh, Mamatua mengaji. Setelah shalat Subuh, Mamatua langsung membuka gorden jendela dan pintu depan rumah. Kadang-kadang urutannya dibalik yaitu membuka gorden dan pintu rumah baru siap-siap untuk mengaji dan shalat Subuh. Rutinitas ini berubah setelah Mei 2009, Mamatua kesulitan bangun pagi untuk shalat Subuh (menjadi jarang), tapi shalat fardhu yang lain mah tidak pernah terlewatkan. Bahkan, empat sampai lima tahun lalu Mamatua masih gol puasanya tanpa bolong sehari pun.




Saat ini Mamatua shalat duduk karena tidak bisa lagi shalat dengan gerakan normal. Tapi semangatnya tidak pernah runtuh meskipun fisiknya diruntuhkan pada tahun 2009 itu. Kalau kalian tinggal di rumah saya, siap-siap saja bakal terus dipanggil beliau untuk sekadar bertanya, "Jam berapa ini?" atau "Sudah adzan kah?" atau "Hei! Sudah shalat belum!?"

Semakin ke sini, ingatan Mamatua mulai kendur, sehingga kadang shalatnya itu bisa dua kali. Kalau kami sedang ada di rumah, bisa ingatkan bahwa tadi sudah shalat Ashar ... misalnya. Uniknya, Mamatua tidak pernah lupa dzikir harian, tapi suka lupa harinya. Dzikir 1.000 kali setiap hari ini adalah mutlak yang tidak bisa ditawar dengan iming-iming permata sekalipun. Permatanya buat saya saja lah. Dan Mamatua tidak akan melupakan mata uang hahaha.

Kalau saya dan Thika Pharmantara khatam Al Qur'an baru dua kali, Indra Pharmantara khatam Al Qur'an baru tiga kali, maka Mamatua sudah khatam berkali-kali; bahkan Mamatua punya buku khusus yang isinya terjemahan Ayat Al Qur'an. Luar biasa. Belum bisa lah saya sama seperti Mamatua.

2. Dzikir Harian 1.000 Kali

Mamatua punya rutinitas selain shalat dan mengaji adalah berdzikir. Dzikir ini mutlak harus 1.000 kali sesuai dzikir harian amalan Imam al-Ghazali.

Senin: Laa haula walaa quwwata illaa billa hil aliyyil ‘azim.
Selasa: Allahumma solli a’la muhammad.
Rabu: Astaghfirullahal’azim.
Kamis: Subhanallahil azimi wabihamdih.
Jum'at: Ya Allah.
Sabtu: Laa ilaha illallah.
Minggu: Yaa Hayyu yaa qoyyum.    

Apabila sampai sebelum tidur belum genap 1.000 kali, maka dzikir akan dilanjutkan di tempat tidur dan Mamatua tidak akan terlelap sebelum genap 1.000 kali. Dan itu sudah menjadi rutinitasnya.

Ini Tasbih andalan. Kata teman-teman saya: "Jangan macam-macam sama Mamatua, awas kena sabet Tasbihnya!" Hahaha.

Mamatua: Hari ini hari apa e, Non?

Saya : Rabu, Ma.

Mamatua: Kamis, eee!

Saya: Terserah Mama sudah ...

Mamatua: *bicara pelan* baca ulang lagi, tadi salah dzikirnya.

3. Tidak Suka Marah

Mamatua tidak suka marah, karena tidak suka makanya Mamatua tidak pernah marah. Kalau dihitung lima tahun sekali baru Mamatua marah, hahaha, makanya Mamatua paling disayang sama semua anak mantunya. Tapi Mamatua disiplin, maklum mantan PNS / Kepala Sekolah dan guru teladan masa Pak Soeharto masih menjadi Presiden RI dulu hehe. Setelah Mamatua terkena stroke itu, saya selalu menghindarkannya dari segala macam berita buruk atau gosip-tidak-berfaedah. Yang Mamatua tahu hidup harus selalu penuh kebahagiaan. Lagian, mau pikir apa lagi sih ya ... semua anak-anaknya sudah mandiri sejak dulu kala.

Urusan uang, Mamatua tidak pernah pikun. Ini lagi hitung-hitungan uang sama Mamasia, asisten paling setia. Hahah.

Mamatua itu suka usil dan iseng apalagi sama Mamasia (asistennya). Setiap hari ada saja yang diusilin sampai wajah Mamasia itu memerah hahaha. Kalau sudah begitu, Mamatua bakal ngakak geli. Kalian bisa cari tahu kisah Mamatua dan Mamasia di laman Facebook saya secara saya kan artis
 
4. Penyelenggara Turnamen Congklak

Jika umumnya orang-orang pergi traveling buat melemaskan otot dan otak, Mamatua gemar menyelenggarakan turnamen congklak dengan peserta yaitu Mamatua dan Mamasia. Kecepatan tangan Mamatua bermain congklak sudah diakui oleh dunia tutehnasional dan komunitasnya. Teman-teman saya paling suka main congklak sama Mamatua apalagi Kiki Arubone (anak Mapala Uniflor). Wah, bisa berjam-jam itu! Padahal beda usia mereka itu jauuuuh sekali. Mamatua 76, si Kiki belum genap 30 tahun.

Waktu periksa mata di dokter, tetap jarinyaaaa.

Mamatua memang akrab dengan semua teman saya, tanpa terkecuali. 

5. Lebih Suka Obat Herbal

Dulu waktu terkena strucma (gondok beracun, tidak nampak karena gondoknya hanya sebesar butiran bibit begitu) terpaksa mengkonsumsi obat. Terpaksa! Karena Mamatua tidak suka mengkonsumsi obat kimia sebenarnya. Mata Mamatua itu paling awas karena rajin minum air perasan wortel dan pernah melepas kacamata plus-nya. Menjadi gelap mata kanannya itu baru-baru ini setelah terkena glaukoma. Gigi Mamatua sehat berseri karena memakai kulit dalam pohon asam untuk dikunyah dan dikumur airnya (jangan ditelan). 

Mamatua stroke dari tahun 2009 tapi masih bisa jalan tanpa alat bantu. Pakai walker baru tahun 2016-an karena mulai kurang kuat jalan sendiri. Ini sepulang kami dari dokter mata gara-gara mata kanan Mamatua menggelap.

Mamatua jagonya obat herbal/tradisional. Sampai sekarang masih banyak yang suka tanya-tanya ke Mamatua tentang obat tradisional untuk sakit tertentu ... termasuk saya donk. Kapanan bikin video tentang Mamatua, tentang masa lalunya sebagai guru dan kepala sekolah, juga obat-obat tradisional.

Jadi, itu dia rahasia cantik Mamatua. Meskipun usianya sudah tua tetapi wajahnya masih berseri-seri, dan saya yakin itu cantik dari hatinya ... kasih sayangnya meluber-luber untuk anak-cucunya, masih banyak juga kasih sayangnya yang dibagi-bagi untuk semua orang. Makanya Mamatua punya banyak teman karena teman-teman saya adalah teman-temannya Mamatua juga. We are one big family.

Harusnya Mamatua di tengah ya, tapi si bungsu ini memang keterlaluan hahaha.

Saya pikir rahasia cantik Mamatua ini harus ditiru ya hehehe. Karena tidak sulit kok ... dari pada membeli perlengkapan kosmetik ini-itu, ada pula yang bisa merusak kulit jika tidak cocok. Kenapa tidak coba yang alami saja? 

2 november 2016
#QualityTime wif Mamatua
Pas tiba rumah, nongkrong dulu sama kesayangan kami ini. Lantas Mamatua bilang, "Jangan lupa Shalat Isya,"
"Iya, Mama."
Trus Mama bangun, "Mama Isya e, habis tu baru tidur."
"Oke. Tadi Mamasia rendam kaki Mama?" (dengan pasir panas).
"Rendam tuh. Etapi panas-panas dia sikat naaaa." (maksudnya ngadu gitu).
"Oooh, bagus, Ma. Semakin panas semakin baik."
"Tapi yang mata ni kau belum dapat tahu obatnya?"
"Belum na Ma, pakai obat dokter terus saja dulu eeee."
"Sebenarnya obatnya gampang, Non. Cukup yang warna merah kau kasih lihat Mama, pasti sembuh."
*gubrak!*
Sindir nih Mamatua hahahaha ...

Semoga pos narsis Mamatua ini bermanfaat bagi kalian yang membacanya. Saya sedang menyusun naskah "Ngelawak Bersama Mamatua" hasil pos saya di Facebook tentang #QualityTime Wif Mamatua.


Cheers.

10 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. Ikut senang melihat semangat Mamatua, diusianya sekarang ini tetap rutin melakukan aktivitas keseharian.

    Betul,kak .. menjauhi sifat marah-marah akan membuat wajah terlihat lebih muda dari usia sebenarnya. Wajah jadi terlihat adem dan bercahaya.
    Rajin minum ramuan herbal,seperti jus buah dan juga jamu bagus buat kesehatan fisik.

    Salam buat Mamatua ☺

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya huehehee. Salam balik dari Mamatua :D

      Hapus
  2. memang keliatan awet muda dan bercahaya mamtuanya mbaa :) semoga sehat2 terus ya, dan bener banget jarang marah2 bikin hidup tenang & wajah lbh ceria daripada orang yang merenggut mulu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin Amin ... semoga selalu sehat dan bahagia... :D

      Hapus
  3. bis jadi karna air wudhu yang selalu membasahi wajah beb.. kan air wudhu itu membersihkan hihihi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu betul sekali hehehe. Manfaat air wudhu salah satunya itu yaaaa.

      Hapus
  4. Poin satu sampai 3 benar adanya saya pernah coba, walau dalam "dapur" yang berbeda. tetapi yang namanya kekuatan doa bisa membuat orang bisa mengendalikan diri. Paham makna di balik kata kid zaman now, dan tentunya tahulah karakter orang timur seperti apa. tetapi saat saya praktikan poin 1-3 bisa kok. ya walaupun pada "dapur" yang berbeda tetapi point satu sampai tiga layak untuk dipraktikan siapapun.

    Terima kasih telah berbagi, suka dengan tulisan ini, reflektif dan mencerahkan.

    NB:

    Amak itu apa artinya dan bahasa apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap, Pak Martin hehehe. Amak itu dari Mamak/Emak/Ema/Mama. Saya suka panggil beliau Mamatua atau Amak wkwkwkwkwkkw.

      Hapus
    2. Btw saya suka tulisan Pak Martin soal : dapur berbeda. Betul, Pak, meskipun berbeda tata cara, berbeda agama, tapi kekuatan doa itu tidak ada yang dapat melawannya.

      Hapus
  5. AMIN. Oh emak.. panggilan sayang.. boleh lah.. hehe

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak