5 Kehebohan di Facebook


Facebook itu memang luar biasa. Meskipun aturannya hanya boleh digunakan oleh yang sudah berusia 13 tahun ke atas, tapi banyak anak-anak berusia di bawah 13 tahun bisa mendaftar dengan mudah. Yaaa karena kan Facebook tidak meminta pendaftar untuk melampirkan KTP atau Kartu Pelajar setingkat SMP begitu kan ya, jadi siapapun bisa mendaftar. Jangankan anak kecil usia 10 tahun (yang mendaftar dengan kelahiran tahun 1968), yang usianya sudah bangke pun bisa mendaftar kelahiran 1995. Luar biasa kan Facebook itu? Makanya kita sering ngelihat meme soal bocah SD sayang-sayangan di Facebook. Kan bikin nyesek. Hihi. Belajar dulu yang rajin, Dek, dunia asmara itu tidak semudah panggilan papa-mama and love you forever.

Setiap kali kita memasuki Facebook (duh, bahasanya itu), pasti ada banyak status tentang perkara-perkara yang sedang hits di Indonesia dan dunia. Setiap Facebookers meluapkan pemikiran mereka melalui status-status; baik yang sopan dan tersamar maupun yang frontal dan menusuk. Misalnya, waktu kejadian Rossi dan Marquez, masing-masing penggemar menulis status ini-itu. Yang menggelikan, biasanya komentator status. Kalau sudah begitu saya hanya bisa bilang, "Lebih seru baca komentarnya ketimbang statusnya!" Apalagi kalau statusnya sudah menyerempet agama. Aduhai, saya bisa betah berjam-jam hanya untuk baca komentar yang panjangnya ... ngalahin ular naga.

Soal heboh-hebohan di Facebook, berikut ini adalah lima kehebohan Facebook yang saya alami sendiri dari waktu ke waktu selama menjadi pengguna Facebook aktif. Apa yang saya tulis di sini pasti berbeda dengan pengalaman kalian. Jadi, jikalau kalian punya pengalaman sendiri tentang kehebohan di Facebook ini, silahkan ditulis dan share. Pasti saya akan membacanya jika diberitahu link menuju ke Roma. Eh, ke sana. Karena sesungguhnya saya adalah tipe orang yang malas berdebat; suka bikin kepala sakit. Hehe.

Mari kita cek kehebohan itu.

1. Berita Hoax

Ocha adalah teman kuliah yang sudah saya anggap adik sendiri. Selain berinteraksi fast to fast (haha, face to face), kami juga terkoneksi di Facebook dan Grup WA angkatan kuliah. Yang perlu saya akui adalah kecepatan jari tangannya membagi berita tanpa mengecek kebenarannya terlebih dahulu. Begitu ada berita beraroma kontroversi atau provokasi yang dia baca dari situs abal-abal, berita itu langsung dibagikan di akun Facebook-nya dan di grup WA. Sebel kan? Masa iya dia langsung begitu saja percaya pada berita dari media yang sulit dipercaya, atau sering kita sebut berita hoax.

Saya pernah 'menghajarnya' gara-gara perkara ini, dan pada akhirnya aktivitasnya berbagi berita semacam itu pun berkurang. Mungkin bukan hanya saya, tapi semua teman yang sudah menganggapnya layak adik sendiri pun protes padanya.

Ternyata, bukan hanya Ocha. Haha.

Berita hoax ini memang sedap sekali dibaca, membangkitkan adrenalin, sangat emosional, dan kadang memicu emosi berlebih. Paling parah jika si tukang bagi berita hoax itu mengimbuh komentarnya sebelum membagikannya. Duileh, berdiri di atas dusta donk jadinya. Tapi ini nyata terjadi di ranah Facebook yang akrab kita gauli sehari-hari. Pertama-tama masih sering sih mengingatkan tentang bahaya berita hoax yang adalah pembodohan masyarakat, tapi lama-kelamaan jadi enggan, karena ternyata peminat berbagi berita hoax ini semakin lama semakin banyak. Hihi. Saya justru menikmati perang komentar dari berita hoax ini, bagaimana kagumnya saya melihat yang berusaha menjadi hoax buster, dan bagaimana gelinya saya melihat yang mempertahankan berita tidak valid tersebut. Dua kubu ini kalau bentroknya di dunia nyata, bisa memicu Perang Bukan Dunia Ke III.

Ah, sudahlah.

2. Video Konyol

Jika disuruh memilih, tentu saya lebih memilih video konyol ketimbang berita hoax. Setidaknya video konyol memang tidak masuk akal tapi peruntukkannya sangat jelas untuk bikin kita ketawa. Menghibur. Kalau dulu, video-video konyol ini datangnya satu arah, dari arah Barat wilayah kami (Indonesia Bagian Tengah). Sebut saja video Mimi Peri yang wara-wiri dibagikan oleh Facebookers di Facebook. Tapi sekarang, anak-anak Ende maupun NTT sudah lebih kreatif. Salah satunya si Achul yang membikin video konyol soal istilah "gaes" dan "Duzza". Konyolnya level dewa.

3. Curhat

Saya pernah mencoba membuat dua pos berbeda di Facebook, sekadar untuk mengetes kebenaran dari prediksi saya tentang minat Facebookers terhadap suatu pos. Salah satu pos tentang kebermanfaatan akan sesuatu, pos lainnya soal kemarahan pada sesuatu (alias curhat). Kalian mau tahu mana pos yang langsung direspon lebih cepat dari kakak-kakak pelayan di resto fast food? Pos curhat tidak jelas itu! Yang jelas ceritanya saya lakukan melalui proses mengarang indah, dengan maksud memicu rasa kepo orang lain. Maafkan, ya. Kadang-kadang saya gemar mengisengi perasaan orang lain. Hehe.

Karena saya Orang Ende yang berteman dengan banyak orang dari Indonesia, jadi tidak bisa saya menulis cakupannya hanya terdiri atas Facebookers Ende, tapi tidak terlepas kemungkinan most of them adalah orang Ende. Menurut pandangan saya, pos atau status yang paling diminat oleh Facebookers adalah perkara curhat. Curhat masalah cinta, curhat saling kelahi dan kutuk dengan tetangga atau teman, curhat soal pelakor, curhat soal ini-itu, yang kadang tidak berfaedah, tapi komentatornya super banyak.

Coba kalian tes sendiri. Pos soal anak Indonesia yang berkarya dan berprestasi sampai ke luar negeri, dengan soal putus cinta. Mana yang lebih dulu ditanggap dan memenangkan penghargaan suka dan komentator terbanyak? Siapa tahu tes pasar kalian berbeda hasilnya dengan tes pasar saya di atas. Siapa tahu yakeeeuun.

4. Politik

Aduhai, kalau bicara politik, Facebook bisa ramai macam badai, mirip-mirip filem Twister-nya Helen Hunt! Perkara politik bisa ramai kapan saja karena kubu-kubuan akan terus ada sampai politikus idola mereka turun panggung. Tapi paling ramai tentu pada masa-masa menjelang pemilihan entah itu pilpres dan pilkada. Untung tidak ada pildada. Ranah politik yang diboyong ke Facebook ini umumnya soal janji dan bukti.

Kubu A: Kami punya calon pemimpin lebih baik dari yang sekarang!

Kubu B: Buktikan dulu, baru bilang begitu!

Kubu A: Buktinya, sekarang saja kami punya pemimpin berhasil mengurangi angka orang galau di Indonesia.

Kubu B: Alaaah itu sih cetek. Pemimpin kami yang sekarang berkuasa sudah bisa mengurangi angka orang yang baru mulai galau di Indonesia. Kami lebih hebat!

Ya dah, lu menang.

5. Ditutupnya Facebook

Yang paling terakhir, dan bakal akan terus ramai seandainya angin kembali berembus adalah ditutupnya Facebook di Indonesia. Eh, maksudnya kita tidak lagi dapat menggunakan Facebook. Kan siapa tahu Facebook masih bisa dipakai oleh Mark sendiri. Ini berita hebohnya ampun-ampunan. Bahkan ada yang merasa berita ini tidak benar, tetap membagikannya ditambah kata pengantar yang cukup menohok. Hal ini tidak saja terjadi di Facebook. Pernah juga kabar WA bakal diberhentikan di Indonesia. Jangankan grup WA, lini Facebook penuh sama perkara beginian sampai-sampai saya sulit mencari informasi segar tentang aktivitas berfaerah Facebookers; yang melancong, yang ngajar di sekolah alam, atau yang membagikan resep memasak.


Ternyata asyik juga kan menulis pengalaman kita menjadi pengamat Facebook? Ha ha ha *dijumroh* Maafkan ya. Namanya juga pengalaman, ya boleh kan ya ditulis dan dibagi pada kalian lewat pos ini. Justru dari pengalaman kita belajar untuk tidak melakukan hal-hal ajaib seperti yang dilakukan oleh orang lain, yaaaang menurut kita rada tidak masuk akal.

Demikianlah yang terjadi, menurut laporan pandangan mata saya hihi. Bagaimana dengan kalian? Apa kehebohan Facebook versi kalian? Share yuk!


Cheers.

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak