5 Wisata di Dalam Kota Ende


Kalian pasti sudah sering mendengar tentang Danau Kelimutu. Saya yakin, seyakin-yakinnya, sebelum model baru pecahan Rp 5.000 dikeluarkan, kalian sering melihat gambar tiga danau dengan tiga warna berbeda. Pasti. Apalagi kalau akhir bulan. Haha. Duit segitu kalau akhir bulan bisa jadi rebutan yang berakhir pada pertumpahan kutukan. Tapi tentu, tidak semua dompet pernah diisi pecahan Rp 5.000 karena eh karena judi itu haram. Karena lebih nyaman dengan kartu kredit. Resiko kehilangan uangnya lebih kecil. Kok bisa? Kan dompet bisa kecopetan juga? Bisa. Sure! Tapi kalian kan bisa langsung laporan ke bank yang bersangkutan untuk memblokir kartunya.

Kembali soal Danau Kelimutu ...

Danau Kelimutu merupakan salah satu aset wisata alam yang terletak di Kabupaten Ende (bukan di dalam Kota Ende). Untuk tiba di lokasi tersebut, menggunakan kendaraan roda dua, dibutuhkan sekurangnya dua jam perjalanan. Danau Kelimutu hanya salah satu aset wisata yang ditawarkan oleh Kabupaten Ende. Masih banyak atraksi wisata lainnya seperti Pantai Enabhara, Sumber Air Panas di Detusoko, Desa Agrowisata Waturaka, Hutan Wisata (Pinus) Kebesani, deretan kampung tradisional / adat, dan lain sebagainya. Namun, kebanyakan lokasi wisata tersebut berada di luar Kota Ende. Bagaimana jika kalian hanya sebentar saja menjejak kaki di Kabupaten Ende, khususnya Kota Ende? Misalnya tiba di Ende pukul 09.00 dan akan melanjutkan perjalanan ke kabupaten lain (Kabupaten Ngada atau Kabupaten Sikka) pada pukul 16.00? Termenung selama tujuh jam memang tidak asyik. apalagi kalau tidak dapat wangsit. Tapi jangan kuatir! Di dalam Kota Ende kalian bisa menemukan tempat wisata yang asyik. Bahkan tidak membutuhkan waktu lebih dari tujuh jam.

Oleh karena itu, saya pikir ada baiknya juga menulis tentang tempat wisata yang ada di dalam Kota Ende. Siapa tahu kalian khilaf, nyasar di Ende selama beberapa jam, dan bingung harus ngapain.

1. Situs Bung Karno

Tentu saja lokasi ini berada di urutan pertama. Situs Bung Karno, rumah tempat tinggal Bung Karno selama masa pengasingan di Kota Ende pada tahun 1934 - 1938, terletak di Jalan Perwira. Jaraknya dari bandara sekitar 3 kilometer, sedangan dari Pelabuhan Bung Karno hanya 10 menit berjalan kaki. Di dalam rumah tersebut masih tersimpan dengan sangat baik barang-barang yang dulu pernah dipakai oleh Bung Karno. Ruang tamu lengkap dengan meja dan kursinya, kamar-kamar dengan tempat tidurnya, ruang semedi, sumur yang dipercaya airnya bisa bikin awet muda, rak buku-buku tentang Bung Karno. Selain itu, galeri utama yang terletak di ruang depan terdapat etalase tempat barang-barang kecil lainnya seperti piring makan, seterika, pipa, tongkat, biola, hingga sarung. Barang-barang tersebut kebanyakan datang dari masyarakat (pemberian) saat Bung Karno tiba di Kota Ende.

2. Taman Renungan Bung Karno

Kalau kalian berjalan kaki dari Pelabuhan Bung Karno, pasti melewati taman ini. Taman yang direnovasi bersamaan dengan Situs Bung Karno ini sudah tertata dengan baik. Terletak sebuah pohon sukun bercabang lima. Pada bagian bawahnya ada prasasti tertulis tentang ide butir-butir Pancasila yang direnungkan oleh Bung Karno saat sedang duduk-duduk di sini. Oleh karena itu di samping pohon sukun bercabang lima, dibangun patung Bung Karno. Awalnya patung tersebut dalam posisi berdiri. Setelah dipugar, patungnya dalam posisi duduk (sesuai cerita dari orang-orangtua dulu / sejarah, kalau sedang merenung di sini Bung Karno dalam posisi duduk dan mengenakan pakaian sehari-hari). Taman ini cukup luas, berumput (sekarang banyak yang sudah mati rumputnya) dan pohon-pohon rindang, dilengkapi dengan semacam panggung. Panggung ini sering digunakan untuk pertunjukan-pertunjukan. Saya sering melihat anak-anak muda duduk di situ sambil membaca dan berdiskusi. Selain panggung tersedia juga bangku-bangku semen, tempat mengaso.

3. Gedung Imaculata

Gedung Imaculata terletak di Jalan Kathedral Ende. Dari rumah saya hanya satu menit perjalanan. Setiap hari kalau berdiri di teras rumah, saya pasti bisa melihat atap bangunan yang sudah dipugar ini. Dulunya Gedung Imaculata merupakan tempat Bung Karno dan kelompok kaum muda Ende menggelar pertunjukan tonil. Lokasi ini juga dipakai saat syuting filem berjudul Ketika Bung di Ende yang diperankan oleh Baim Wong dan Paramitha Rusady (duh, cantiknya!).

4. Lanskap Kota Ende dari Kolibari

Masih dari Kota Ende, agak ke Barat, kita akan pergi ke Woloware. Salah satu lokasi puncak melewati satu jalur jalan di belakang SMAN 2 Ende bernama Kolibari. Kolibari sendiri merupakan wilayah adat yang membawahi dua kampung adat yaitu Kampung Kolibari dan Kampung Aebai. Secara administrasi pemerintahan, wilayah ini berada di bawah pemerintahan Kelurahan Roworena Barat. Puncak Kolibari merupakan lokasi yang dipilih banyak anak muda untuk menyaksikan lanskap Kota Ende secara keseluruhan, dari ujung Barat sampai ujung Timur. Pemandangannya sangat luar biasa. Di samping puncak Kolibari, masih dalam wilayahnya juga, berdiri satu bukit namanya Bukit Kelimara (Kezimara) yang sedang dipersiapkan menjadi spot paragliding pertama di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pemandangannya? Ah, jangan ditanya lagi. Cinta saya ada di tempat ini.

5. Rumah Makan Khalilah

Dari ranah wisata kuliner, perkenalkan Rumah Makan Khalilah. Rumah makan masakan khas Ende. Letaknya sangat dekat dengan Bandara H. Hasan Aroeboesman (gerbang masuk-keluar). Menu apa saja yang disediakan di sini? Ada wa'ai ndota (ubi cincang), alu ndene, jagung bose, ikan dan ayam bakar, ikan kare, dan lain sebagainya. Harganya bersahabat kok, dan bisa jadi tempat mengisi perut sembari menunggu jadwal penerbangan berikutnya (jika ditunda) atau jadwal travel yang akan mengantar kalian ke tempat berikutnya (di luar Kota Ende).

Lima tempat wisata (sejarah, alam, kuliner) di atas tentu di luar dari pantai-pantai yang mengelilingi Kota Ende. Kalian bisa memilih mau ke mana saja karena jaraknya tidak seberapa jauh antara satu dengan yang lain. Wisata dalam Kota Ende lainnya akan saya rangkum untuk kalian di lain postingan.


Cheers.

2 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. Dari sekian banyak, baru dirumah bung karno dan nyobain nasi merah, lupa namanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nasi merah yang campur kacang hitam itu ya? Heheheh kami menyebutnya nasi merah juga :D

      Hapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak