5 Cara Memanfaatkan Botol Plastik Bekas

Yang paling atas, daun sop yang tumbuh di pot semai (botol plastik bekas).



Kalian tentu sudah sering melihat video di IG atau Youtube tentang pemanfaatan botol plastik bekas. Tapi, apakah kalian sudah pernah mencobanya?

Apa?

Belum!?

Kenapa belum?

Hampir setiap hari kita bergaul dengan botol plastik bekas. Kalau haus, yang dicari pasti toko/kios yang menjual minuman kemasan baik itu air mineral, teh, maupun minuman berkola. Sayang sekali, sebenarnya, karena kita bisa membawa sendiri air minum dari rumah. Dulu, kalau sedang di kantor, dalam sehari saya bisa menghabiskan tiga botol air mineral ukuran sedang. Tinggal ambil di kulkas kantin. Tapi lama-kelamaan saya kok jadi penghasil sampah botol plastik? Akhirnya saya memutuskan untuk membawa sendiri air minum dari rumah. Awalnya satu, menjadi dua, dan sekarang saya punya sembilan botol minum berbagai merek, warna, ukuran, dan bentuk. Botol ketujuh berbentuk seperti tablet (ceper). Botol kedelapan saya mendapatnya dari Pak Mansyur. Botol kesembilan sebenarnya termos bekal kopi susu. Ternyata dengan membawa sendiri air minum dari rumah, saya lebih berhemat dan tidak menjadi penghasil sampah botol plastik.

Tapi, karena kebiasaan sejak dulu membeli air mineral kemasan botol, maka sampah botol plastik di rumah juga lumayan banyak. Mulai dari botol plastik air mineral ukuran besar, sampai botol plastik minuman berkola. Beberapa dipakai untuk menyimpan air minum di kulkas, beberapa lagi dipakai untuk menyimpan air bakal menyiram tanaman. Bagaimana dengan yang tersisa, yang jumlahnya lumayan banyak? Tring! (suara ide di kepala) saya manfaatkan saja. Bukankah sudah banyak tutorialnya di IG dan Youtube? Kenapa tidak mencoba ... demikian kata hati saya *halah*. Kebetulan saya juga pemulung Rupiah yang membuat aneka barang dari barang bekas, jadi tidak sulit untuk memulai.

Ini dia, lima cara memanfaatkan botol plastik bekas versi saya. Semuanya sudah saya lakukan/praktekkan.

Cekidot!

1. Pot Semai

Tahun lalu saya memulai kembali apa yang dulu dilakukan Amak yaitu menanam tanaman. Pengennya sih tanam duit, siapa tahu tumbuh dan berbunga, tapi ide itu ditentang sama semua ponakan saya. Haha. Selain membeli, bibit tanaman juga saya peroleh dari Mami Ocha yang waktu itu kuliah di Yogyakarta. Bibit-bibit saya semai di botol plastik bekas yang sudah dipotong setengah. Bagian pantat botol dilobangi kecil-kecil dan dasar botol dilapisi batu. Tujuannya agar air tidak terendam di tanah yang bisa merusak bibit. Bibit daun sop, tomat, bayam merah, dan cabai saya tanam di pot botol plastik (semai). Setelah tumbuh, saya pindahkan dan pisahkan ke pot yang ukurannya lebih besar (saya beli di toko hahaha). Ada hasilnya? Tentu lah! Kami sudah menikmati daun sop dan cabe yang tumbuh subur, beberapa pot daun sop yang belum dipindah ke pot besar diminta sama teman dan saudara. Silahkan ... jika bermanfaat kenapa tidak? Sayangnya, tomat yang sudah berbunga dan bayam merah diserang hama. Sedih memang, tapi itu pelajaran berharga untuk lebih hati-hati memeliharanya. By the way, foto daun sop bisa dilihat di awal post ini.

2. Celengan

Meskipun tidak punya banyak uang, saya mengajarkan kepada dua keponakan (Indra dan Thika) untuk rajin menabung. Selain di bank, masing-masing juga punya tabungan emas (lebih asyik karena setoran minimal hanya Rp 6.000) saja. Untuk duit receh, saya sarankan menabung di botol plastik bekas. Tapi lama-kelamaan, karena mereka dapat menabung jumlah minimal Rp 6.000 di Tabungan Emas (Pegadaian), akhirnya tabungan mereka di botol plastik pun lenyap. Haha. Tapi saya masih rajin menabung receh (koin) ini. Setiap membeli apa-apa, kembalian koin akan dimasukkan ke botol plastik khusus. Kemarin sempat dibongkar karena penuh, dihitung-hitung, recehan itu berjumlah Rp 156.000. Lumayan kan. Itu nabungnya iseng-iseng saja, hanya jika ada duit receh kembalian belanja.

3. Bunga/Hiasan

Lebaran tahun lalu (2017) saya masih rajin sekali membuat aneka barang dari barang bekas (daur ulang). Salah satu pesanan datang dari Mila Wolo. Minta dibikinkan bunga gantungan untuk dinding rumah. Pikir punya pikir, modal pengganti kayu adalah karton kardus bekas yang di-cat cokelat kemudian ditempel saling melintang. Bunganya saya bikinkan dari pantat botol plastik bekas ukuran sedang yang di-cat merah dan pink. Hasilnya bagus, menurut saya, karena terlihat mewah padahal hanya memanfaatkan barang bekas saja. Mila senang, saya pun senang. Benda yang juga bisa dibikin dari pantat botol plastik ini adalah tirai untuk jendela maupun pintu. Biasanya kalau untuk tirai, orang-orang tidak mengecatnya lagi (dibiarkan bening).

4. Wadah dan Penyiram Pupuk Cair

Suatu malam, saat sedang memindahkan beberapa bunga dari botol plastik bekas ke pot yang lebih besar (yang dibeli di toko) bersama Cahyadi, datang seorang pria. Saya lupa nama pria itu. Yang jelas, dia temannya Cahyadi, dan pengen ketemu si Cahyadi. Ternyata dia penjual pupuk atau semacamnya begitulah. Melihat kegiatan kami, dia memberikan saya pupuk cair yang saat hendak digunakan dicampur air. Senangnya hatiku. Akhirnya botol-botol plastik yang sudah diisi air, dicampur si pupuk cair, lantas tutupan botolnya dilubangi pakai paku. Setiap kali hendak menyiram tanaman, tinggal disemprot saja (pencet bodi botol). Lebih praktis dan mudah. Salah satu rahasia dari temannya Cahyadi itu adalah, kami bisa menggunakan micin sebagai pupuk cair. Tinggal dicampur air, whoilaaaa, jadilah pupuk cair.

5. Penyimpanan Air Wudhu

Dulu banget, Bapa membikinkan kami penyimpanan air wudhu dari ember bekas cat ukuran paling gede, lantas dipasangi keran. Sekarang tempat penyimpanan air wudhu itu sudah rusak sehingga kami memang menampung air wudhu di tempat/gentong khusus yang ada tutupannya dan menggunakan gayung khusus. Lantas, hasil menonton Youtube menghasilkan ide cemerlang untuk saya. Bekas galon wadah air minum ukuran kecil saya manfaatkan menjadi tempat menampung air wudhu. Caranya, buatlah lubang pada bagian bawah, dekat pantat galonnya. Lubangnya jangan terlalu besar, secukupnya saja untuk tempat keluar air. Lalu, ketika mengisi air ke galon tersebut, lubangnya ditutupi jari. Setelah air penuh, tutup galonnya, lantas lepas jari kita dari lubang tadi. Whoilaaaa airnya tidak keluar loh dari lubangnya. Lantas, bagaimana jika kita hendak berwudhu? Tutupan galon dilonggarkan sedikit maka air akan mengalir. Kalau sudah selesai, kencangkan lagi tutupan galonnya dan air pun akan berhenti mengalir. Cemerlang sekali yaaaa ide yang satu ini. Ini ide yang paling saya suka dari pemanfaatan botol plastik bekas.

Masih banyak cara/ide lain untuk memanfaatkan botol plastik bekas. Banyak juga yang sudah saya praktekkan, tapi cukup lima yang saya bagi di sini. Yang lainnya nanti deh hehehe.

Saya pikir pemanfaatan botol plastik bekas ini perlu dilakukan oleh semua orang. Selama ini kita berkoar-koar soal bumi ini semakin panas pemanasan global atau sampah, tapi apa yang kita lakukan untuk sedikit mengurangi permasalahan tersebut? Tentu dengan perbuatan-perbuatan sederhana; mengurangi penggunakan kemasan plastik, membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah (mana yang bisa terurai di tanah, mana yang bisa didaur ulang), sampai dengan mendaur ulang.


3 R!

Reduce.

Reuse.

Recycle.


Adalah lucu jika kita berkoar-koar soal pemanasan global dan sampah, namun tanpa aksi apapun. Pada postingan saya yang lalu-lalu, ada gerakan Keliling Pungut Sampah oleh alumni SMAN 1 Ende. Itu perbuatan sederhana atas kepedulian mereka terhadap daerah mereka. Mungkin banyak yang ngetawain, tapi setidaknya hari itu puluhan kresek berisi sampah plastik terkumpulkan. Banyak sekali botol plastik dan gelas plastik. Terbukti, kadang-kadang kita memang tidak peduli dengan lingkungan. Di mana minum, di situ dibuang sampahnya. Kamuh gak asyik ah. Padahal di Ende ada bank sampah. Ada pula Komunitas Anak Pecinta Lingkungan (ACIL) yang bersedia menampung sampah plastik! Di ACIL, sejak dini anak-anak sudah diajarkan untuk cinta lingkungan lewat bermacam cara. Mereka keren sekali.

Semoga 5 cara memanfaatkan botol plastik bekas yang saya tulis di sini dapat bermanfaat bagi kalian semua yang membacanya.



Cheers!

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak