Merawat Laptop Itu Sederhana


Berdasarkan pengalaman pribadi, akhirnya saya menulis tentang tips merawat laptop. Laptop, barang yang sudah menjadi kebutuhan manusia kekinian karena praktis dan mudah dibawa ke mana-mana. Tentu, sudah banyak pula artikel yang mengulas tentang ini. Tapi yang saya tulis merupakan pengalaman pribadi. Dan terbukti benar.

Saya sering membaca keluhan teman-teman tentang laptop. Kebanyakan mengeluh laptop-nya lemot, laptop-nya rusak, laptop-nya terlalu cepat panas, dan sebagainya, dan seterusnya, dan kawan-kawan. Padahal, berdasarkan pengalaman pribadi, merawat laptop itu sederhana sekali bahkan untuk orang awam seperti saya. Saya tidak punya basic teknik, tidak tahu menahu soal barang elektronik, bahkan hanya tahu motherboard itu papan-ibu (ya iyalah!), tapi karena pernah mengalami hal buruk dengan laptop, saya jadi tahu caranya. Jadi, bahasa dan istilah yang saya gunakan di sini juga yang awam dan mudah dipahami.

1. Jaga Suhu Laptop

Yess! Itulah gunanya coolingpad atau fanpad atau apalah nama ilmiahnya. Benda yang satu ini terlihat sepele tapi cukup membantu stabilitas suhu laptop. Jika tidak punya fanpad, jangan letakkan laptop langsung di atas meja, apalagi langsung di atas tempat tidur. Berilah alas yang cukup, tidak sampai menutupi seluruh dasar laptop agar sirkulasi udaranya tidak terganggu. Untuk penggunaan luar ruangan, laptop sering dipangku. Kalian pasti merasakan panas dasar laptop, bukan? Nah, penggunaan luar ruangan harus dibatasi juga, beri ruang pada barang tersebut untuk istirahat. Ibarat tubuh manusia, terlalu panas bisa bikin kolaps.

2. Perhatikan Baterai

Pengalaman ini yang paling dahsyat mengingatkan saya untuk menjaga baterai laptop. Laptop lama, mereknya Toshiba Satelite (sudah corei5), RAM 2 giga, hardisk 600 giga, dibeli tahun 2012. Kalau sedang menggunakannya, tidak pernah saya mencabut baterainya. Alasannya? Malas dan lupa. Jadi, meskipun baterai sudah 100%, laptop tetap tercas. Sampai setahun kemudian, muncul notifikasi: plugged in, not charging. Wah, ketar-ketir lah saya. Walhasil laptop tersebut hanya bisa digunakan hanya ketika sedang tercolok ke listrik. Mau apa lagi? Baterainya pun, pada akhirnya, saya cabut.

Kondisi tersebut kemudian diperparah dengan kipas internal yang mati total. Dan laptop saya pun akhirnya mati total.

Tahun 2014 saya membeli laptop baru merek Acer Aspire E 14, masih corei3, RAM dari 2 giga saya naikkan menjadi 4 giga, Hardisk berkapasitas 500 giga. Pengalaman buruk dengan Toshiba membuat saya selalu menjaga suhu laptop dan selalu mengawasi baterainya. Memang sulit, sering lengah kalau sedang pakai laptop. Tapi saya selalu berupaya untuk memerhatikan indikasi baterai. Setiap ter-cas 98% saya cabut chargernya, dan akan kembali memasukkan daya ketika kondisi baterai tinggal 15% saja.

Sejak 2014 sampai sekarang, 2018, laptop Acer saya masih berfungsi dengan sangat prima. Suhu selalu oke. Baterai pun oke. Belum pernah suhunya overheat. Belum pernah notifikasi baterainya plugged in, not charging.

3. Minim Menyambungkan ke Internet

Saya selalu punya ketakutan besar dengan virus dari situs yang kita kunjungi di internet. Oleh karena itu, hampir tidak pernah saya menggunakan laptop untuk berinternet. Kebutuhan internet saya sudah terpenuhi di kantor dan di Android. Bahkan, aplikasi apapun saya unduh menggunakan Android, baru ditransfer ke laptop. Misalnya mengunduh CC Cleaner dari Filehippo, dan dikopi ke laptop, baru dijalankan. Dalam kebutuhan paling tinggi yang harus menggunakan laptop, barulah saya bukan wifi portabel dari Android dan menghubungkannya ke laptop. Baru terjadi dua kali saja hihihi.

4. Scandisk & Defrag

Dalam sebulan dua bulan, atau jika terlalu sering menggunakan laptop untuk bekerja dengan berkas yang diambil dari banyak drive dan folder (editing video misalnya), saya selalu men-defrag laptop. Kebayang kalau gurita menggunakan semua sulurnya untuk multi-tasking? Terbelit, pasti. Defrag membantu laptop kita mengurai yang berbelit-belit tadi agar kinerjanya lebih optimal. Setidaknya, itulah yang saya lakukan. Misalnya, jika saya bekerja menggunakan berkas dari banyak folder di drive D (misalnya), ketika men-defrag, drive D butuh waktu lebih lama dari drive lain saat analisa dan proses defrag.

5. Tumpah Ruah, No

Hindari isi drive tumpah ruah. Jika sudah ada peringatan warna merah pada kapasitas drive laptop, usahakan untuk menghapus semua berkas yang tidak perlu untuk melegakan ruang drive. Menghapus pun tidak saja menekan delete, tapi shift + delete agar tidak tersimpan di recycle bin. Bagaimana jika kejadian sudah shift + delete ternyata berkas tersebut masih dibutuhkan? Gampang, masih bisa dipanggil lagi menggunakan aplikasi lain seperti Recuva atau Undelete 360.

Lima tips di atas, yang merupakan pengalaman pribadi saya berkencan dengan laptop, rasanya cukup untuk bisa menjaga laptop agar tetap nyaman dipakai. Tidak lemot, tidak membingungkan. Karena saya sudah membuktikannya sendiri dengan Acer Aspire E 14, yang masih saya pakai sampai sekarang, bahkan saat menulis artikel ini.


Salam.

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak