Airbus A380

Airbus 380. Gambar diambil dari sini.


Jarang me-review buku bukan berarti saya tidak melakukan aktivitas membaca. Setiap hari saya masih menyempatkan diri untuk membaca dalam posisi apapun; sambil menunggu laptop loading atau video sedang di-render, sambil nongkrong di kamar mandi (that's why di dalam Android saya yang sekarang tidak ada aplikasi Al Quran), bahkan sambil temani Mamatua mengobrol ketika giliran listrik padam bergiliran tiba di gardu kami. Tapi bukan berarti saya sama sekali tidak membaca buku! Di atas lemari buku masih ada buku-buku (random) yang sesekali ketika tangan saya bergerak ke arah atas dapat meraih salah satunya, pun demikian di bawah meja kerja.

Menjelang waktu tidur, ketika televisi sedang menayangkan NG, mata saya berbagi tugas antara layar teve dan layar Android. Saatnya membaca!

Melihat dari history bacaan saya, Sampeth sampai geleng-geleng kepala. Jadi, setiap malam ada hal-hal baru yang tercetus untuk ditelusuri. Tapi rata-rata bacaan saya di Android itu berkaitan dengan alam, angkasa, galaksi, penciptaan semesta, NASA, Pentagon, gerakan bawah tanah, feature about anything, tentu ada UFO juga, lukisan yang mengguncang dunia, ilusi optik, kitab suci semua agama, sekte sesat, sampai dengan pesawat beserta anak-cucunya (kecelakaan, komplain penumpang, pendaratan darurat, dll).

Wah, kalau sudah browsing soal pesawat dan anak-cucunya itu, saya sampai lupa waktu. Kecanggihannya bikin saya kagum luar biasa tapi human eror-nya bikin saya kesel sampai pengen banting gadget (desahan dari dalam kokpit!). Dan pencarian bacaan saya sampai pada sebuah tampilan tentang Airbus (Eropa) versus Boeing (Amerika). Membacanya saja saya merinding disko. Sebenarnya ada satu lagi raksasa di dunia penerbangan yaitu Antonov (Uni Soviet) tapi riwayatnya tidak lagi diteruskan.

Airbus merupakan salah satu raksasa dunia penerbangan yang membikin Boeing ketar-ketir. Bagaimana tidak? Pesawat yang diproduksi oleh Airbus ini sungguh tak main-main. Oke, kita pasti sering naik airbus, entah itu Citilink, Mandala, Air Asia, dan lain-lain. Rasanya? Ya, nyaman-nyaman saja lah apalagi kalau cuaca sedang baik. Tapi pernahkah kita naik Airbus seri A380? Mungkin baru beberapa orang saja yang pernah karena bepergian ke luar negeri. Apa yang membuat saya begitu pengen menulis tentang A380 adalah karena tayangan NG tentang Qantas yang ketika take off dari Singapura terpaksa kembali ke Singapura (pendaratan darurat) karena salah satu mesinnya terbakar. Dan pilot mengakui betapa hebatnya airbus ini ... dan catatan penting, tidak ada satu pun korban jiwa.

... we o we ...

Yuk simak tentang pesawat komersil super jumbo ini!

Airbus A380-800F merupakan pesawat terbang penumpang terbesar di dunia, yang mulai melayani debut penerbangan komersial pada 2007 oleh Singapore Airlines. Pesawat ini memiliki dua geladak, dengan konstruksi badan yang lebar. Airbus A380 800F adalah pesawat penumpang yang dibuat di Perancis dengan kapasitas 853 penumpang dalam satu kelas atau 644 di kelas dua tingkat. Pesawat ini memiliki berbagai perjalanan 8.208 mil laut atau 15.200 kilometer. Biaya pesawat $ 318 juta. Memiliki empat mesin Rolls Royce Trent  970B di 70.000 lbf  listrik pesawat. Maksimum kecepatan jelajah  pesawat ini adalah 676 mil per jam dengan ketinggian terbang 43.000 kaki.

Pesawat  A380F Airbus memiliki ukuran wing span 261’8”. Pesawat A380F Airbus  memiliki  tiga-dek panjang kargo yang mampu membawa muatan 150 ton atas rentang non-stop hingga 10.400 km. Pesawat ini juga dapat terbang non-stop dari Boston menuju Hong Kong, atau berjarak 15.200 kilometer. Pesawat  A380 raksasa berukuran panjang 73 meter, memiliki rentang sayap 79,8 meter, tinggi 24,1 meter, dan dibanderol seharga USD330 juta. Airbus telah menjual 192 unit model ini.

Wyuuuh!

Awsome.

Jadi, pertanyaannya, kapankah saya bisa menikmati si A380 yang luar biasa ini? Pesawat yang juga dipakai oleh Qantas, Emirates dan Singapore ini? Mungkin suatu saat nanti setelah Allah SWT mengijinkan. Ha ha ha ha.

Jelas dari pengakuan pilot Qantas itu, bahwa Airbus memang top. Tapi kalau menurut saya yang hebat itu bukan sekadar mesinnya saja melainkan manusianya. Pilotnya hebat donk. Meski pendaratannya bukang di Sungai Bengawan Solo atau di laut, dia mampu mengendalikan emosi (tidak panik) ketika terjadi terbakarnya salah satu mesin, mampu mengendalikan pesawat dengan baik, dan menyelamatkan semua nyawa yang ada di dalam pesawat.

;)

4 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. Didukung dg Pilotnya yg handal pastinyaaa. Semoga tahun ini bisa naik Airbus ya, Kak. :D

    Btw, laptopnya udah udzur, ya. Loadingnya bisa ngabisin satu buku bacaan. Wkwkwkkw

    BalasHapus
  2. @Idah Ceris wkwkwkwk laptop-nya sudah pakai tongkat ini, Kak :D

    BalasHapus
  3. sorry I helped to establish the link.
    your website is very good and this article is very useful.
    good luck and always success for your blogging.

    BalasHapus
  4. an t-eolas a sholáthraíonn tú go bhfuil an-úsáideach dúinn, go raibh maith agat as an t-eolas a bheith úsáideach

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak