Home is Heaven

Banner pasangan pemilik rumah & Pyer, si jagoan.

Home is heaven. Rumah adalah surga. Itu konsep saya. Jadi, jangan heran bila saya ingin rumah menjadi tempat saya 'pulang', tempat yang harus nyaman. Setelah saya ber-kaki-kereta sepuas hati, maka rumah akan menjadi tujuan saya berikutnya. Di situlah saya akan memeluk Mamatua erat-erat, bermain congklak dengannya, melucu dan terbahak-bahak karena sukses membuat pipi Tanta Sia merah jingga dengan guyonan jorok, atau berdiam diri di kamar untuk menonton teve, membaca hutangan buku, berjihad membunuh zombie, mendengarkan lagu (atau menciptakan lagu), atau menulis. Jarang sekali saya duduk 'ngaga' (istilah Orang Ende) karena menurut saya itu hanya membuang waktu. Saat saya berleha-leha pun itu otak saya sedang bekerja memikirkan sesuatu, atau merencanakan sesuatu. Tolong cabut baterai dari punggung saya, kakak. Hahaha.

Maka ketika ada yang datang ke rumah dengan tujuan menyewa kamar, kami menolak. Bukan apa-apa. Bukannya tidak mau menolong. Tetapi saya butuh kenyamanan untuk Mamatua (kos pun telah saya bongkar!). Bisa Anda bayangkan kami yang hanya tinggal berdua saja di rumah (Tanta Sia pulang setiap pukul 16.00 atau 17.00), kemudian dihebohkan dengan dunia rumah tangga lain yang tinggal bersama kami. Aduh, jangankan orang lain, keponakan saya saja mengerti arti nyaman itu : tidak ribut teriak-teriak atau berkelahi. Dunia cekcok rumah tangga seharusnya dijauhkan dari kami hueheuhue. Mamatua butuh ketenangan. Usianya sudah tak muda lagi, seharusnya memang Mamatua tidak dipusingkan dengan masalah orang lain (anak-anaknya saja tak mau membebani Mamatua dengan masalah).

Pada hari Minggu kemarin, 16 Februari 2014, kami mendapat undangan dari Om Apo dan Kk Yudith (Twitternya @a_tupen | @jouditha). Pasangan serasi ini pindah ke rumah baru di Perumnas Ende (sebelumnya masih tingga bersama orangtua, maklum Pyer masih kecil waktu itu). Alamatnya di Aster 10 Nomor 19. Wah, menyenangkan sekali menerima undangan tersebut. Dari semua teman-teman yang saya sms, hanya Kk Ilham (Twitter @ilhamhimawan) dan Mam Poppy (Twitter @PoppyPelupessy) saja yang bersedia ikut. Nando (Twitternya @FernandoWajong) katanya mau ikut, tapi ditunggu-tunggu malah tidak nongol. Jadilah siang itu, setelah mengganti ban di bengkel, kami meluncur ke Perumnas.

Rumah mungil itu berwarna hijau, diapit oleh rumah-rumah lain khas Perumnas. Tetapi ketika saya masuk (yang ditandai dengan meletusnya binen baru yang saya ganti di bengkel sebelum meluncur ke Perumnas, sungguh naas nasibna) waaaah ruang tamunya luas juga, tidak seperti ruang tamu rumah-rumah asli Perumnas. Kami pun mengobrol. Ada tuan rumah, Pyer (anak mereka), juga adik-adiknya Yudith, Pepenk (temannya Om Apo di @tnkelimutu), Ilham, Mam Poppy, dan saya. Kalian mau tahu rasanya? Rasanya seperti sedang berada di sebuah film Hollywood, dengan konsep kumpul sahabat di beranda belakang, mengobrol dalam suasana yang tidak bisa kau beli dengan Rupiah.

Tak lama salad khas Yudith pun keluar. Belum juga salad itu selesai dimakan, menu utama pun meluncur ke atas meja. Kata Yudith, "Kakah, kita makannya di ruang tamu saja e? Sekalian ngobrol." Wah! Boleh! Hahaha. Menu siang itu selain ikan kuah asam yang rasanya aduhai, ada pula plecing, ikan goreng tepung, dan tumisan sayur. Eh, jangan lupa sambalnya yang menggoda iman. Kami makan siang sambil mengobrol seru tentang banyak hal. Saya tidak menyangkan dalam suasana seperti itu saya merasa seperti sedang berada di rumah sendiri. Usai makan siang, kami lanjutkan obrolan sambil menikmati minuman rasa sirsak, dan beer. Topik obrolan pun meloncat-loncat, dinamis, banyak tertawanya. Untuk apa bersedih ketika kau masih bisa tertawa lepas dan menikmati hidup?

Saya sempat berkeliling rumah baru tersebut. Ada dua kamar. Satu kamar besar dan satu kamar sedang yang dijadikan kamar tidur pasangan ini. Kemudian ruang keluarganya juga luas, dilengkapi dengan teve dan kursi-kursi malam untuk bersantai. Ruang keluarga ini dibagi dengan space untuk meja makan dan kulkas. Masih ada space untuk menyimpan perkakas lain seperti lemari makan dan rak sepatu. Dilengkapi dengan satu kamar mandi dan fasilitas air bersih yang mengalir (lancar atau tidak ya? :D) hehehe. Oh iya, saya paling suka dapur + tempat cuci piring. Ada sebuah sofa di dapur, dan jika dilengkapi dengan meja, waaaah membayangkan tempat bersantai di dapur itu luar biasa, teman. Jelas-jelas seperti film Hollywood deh.

Iseng-iseng saya nyeletuk soal "kalau kopdar Flobamora Community di sini mantap nih!" dan disambut dengan riang gembira oleh tuan rumah. Dasarnya tuan rumah ini memang pasangan yang ramah, supel, dan pandai bergaul. Banyak teman, banyak saudara. Saya, jujur, sangat bersyukur mengenal mereka dalam hidup saya. Persahabatan yang tulus.

Bagaimana? Ada lagi yang mau mengundang kami makan-makan di rumah? Hihihi.

Pulang dari Perumnas saya dan Ilham terpasa mampir lagi ke bengkel untuk menganti (lagi!) binen ban belakang Oim Hitup. Astaga, dalam sehari saya mengganti dua binen ban belakang. Binen yang pertama mengalami kerusakan ventil yang parah. Ya sudahlah. Kalau tidak diganti, mana bisa saya pulang? Hehehe. Terima kasih Kk Ilham sudah mau temani saya di bengkel, melanjutkan obrolan kita yang tidak pernah mengulang topik hahaha. Mungkin satu-satunya topik yang kita ulang adalah Liburan Indie Flobamora Community ke Riung itu ya, Kk. Candaannya tak pernah basi diulang.


Wassalam.

5 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. Gak difoto banyak-banyak, Kak, rumahnya :/

    BalasHapus
  2. kakah T, trimakasih banyak atas kunjungannya yah... senang bisa tertawa-tertiwi lepas... Liburan Indie Flobamora Community ke Riung lagi yah kakah :P biar bisa ikut...

    BalasHapus
  3. kk @Anazkia : waktu itu tidak sempat foto keliling rumah, kak :D kami terlalu asyik bercanda di ruang tamu hahahaha

    kk @Yudith : hueheheh seru! Iya, kapan2 kita liburan Indieeeeeeee :D

    BalasHapus
  4. Salam kenal....

    Wah indahnya kebersamaan dan persahabatan ya...
    Berkumpul bersama orang2 yang kita cintai memang sangat menyenangkan dan itu gak dapat diganti dengan uang kan ya...

    Setelah bertualang ke berbagai tempat memang rumah adalah tempat tujuan yang sangat dirindukan.

    BalasHapus
  5. @CATATAN KECILKU : iya, kak... saya selalu menjadikan rumah sebagai tempat yang paling nyaman heuheuehue... kalau bukan rumah, ke mana lagi? :D

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak