Kota Tua; Batavia



 Ojek Sepeda yang ngetop di Kota Tua

Jakarta. Dalam pelajaran sejarah pada jama dahulu kala saya dan teman-teman SD tahu bahwa Jakarta juga pernah punya nama lain yaitu Batavia. Batavia adalah nama yang diberikan oleh orang Belanda pada koloni dagang yang sekarang tumbuh menjadi Jakarta, ibu kota Indonesia (ini katanya Wikipedia loh). Batavia didirikan pelabuhan bernama Jayakarta yang direbut dari kekuasaan Kesultanan Banten. Sebelum dikuasai Banten, bandar ini dikenal dengan nama Kalapa atau Sunda Kelapa dan merupakan salah satu titik perdagangan Kerajaan Sunda. Dari kota pelabuhan ini lah VOC mengendalikan perdagangan dan kekuasaan militer dan politiknya di Indonesia.

Nama Batavia dipakai sejak sekitar tahun 1621 sampai 1942, ketika Hindia-Belanda jatuh ke tangan Jepang. Sebagai bagian dari de-Nederlandisasi, nama kota diganti dengan Jakarta. Sementara itu bentuk bahasa Melayu-nya yaitu Betawi, masih tetap dipakai sampai sekarang. So, Jakarta itu Batavia, Betawi, dan nama-nama lain yang pernah melekat padanya.

Sejak pertama kali kaki saya menginjak tanah Jakarta pada tahun 1999 saya belum pernah punya keinginan pergi ke sebuah tempat wisata bernama Kota Tua. Tapi kemudian saya memperoleh banyak informasi tentang tempat bersejarah ini. Kota Tua kemudian menjadi semacam obsesi saya setiap kali datang ke Jakarta. Obsesi yang tertahan lebih dari sepuluh tahun dan baru terwujud pada Sabtu, 8 Juni 2013, usai kegiatan workshop #Linimassa3 di Tebet. Ketika sedang berada di Jakarta otak saya selalu terarah ke Kota Tua. Ketika akhirya impian saya terwujud, Alhamdulillah yah huehuehue.

Kk Dahlia, Mas Gajah Pesing, saya dan Ika.
 
Adalah kk Dahlia Anas dan Mas Gajah Pesing yang sepagi itu telah menunggu di terminal busway Pancoran Timur. Saya meluncur ke sana. Ketemuan di terminal busway itu sesuatu ya hahaha. Sambil menunggu Ika Soewadji, akhirnya kami memutuskan untuk lebih dulu meluncur ke rumah kk Diaz soalnya sudah janjian. Di rumah kk Diaz kita sempat sarapan aneka cemilan yang wow sekali hahaha dan asyiiik dapat hadiah batik dan bolen Kartika dari si kk. Setelah itu, yuk mari kita meluncur ke Kota Tua!

Di Kota Tua sudah menanti Ika. Trus kita memulai perjalanan dengan menyewa ojek sepeda! Sumpah, saya baru tahu kalau di Kota Tua ada ojek sepeda-nya. Pertama-tama rada takut. Maklum, bodi segini gede diboncengin naik sepeda ontel itu rasanya bikin gigi rubuh hahaha. Ternyata menurut kk Diaz ojek sepeda ini lebih efisien ketika kita ingin berkeliling jadi tidak hanya mentok di pusat Kota Tua yang areal museum itu saja tetapi juga sampai ke tempat-tempat oke lainnya. Dari Kota Tua kita bertolak ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Di sana banyak sekali kapal-kapal kayu. Dari tukang ojek-nya saya jadi tahu bahwa bisnis kirim mengirim barang itu masih berlaku dan terjadi di Pelabuhan Sunda Kelapa. Masih ramai! 

 Jadi model itu tidak mudah :p

Puas foto-foto kita lantas meluncur ke Museum Bahari. Inilah mengapa saya bilang bangunan-bangunan sejarah itu jangan sampai hilang karena di tempat ini lah kita bisa narsis sesuka hati *plak* hahaha. Museum Bahari ini keren. Di sana banyak sekali replika kapal dari masa ke masa. Terpukau? Sangat! Soalnya tempatnya terawat dengan baik hanya dengan sekali membayar tiket kita sudah diajak berkeliling loh sama tukang ojek. Wah, orang pariwisata seharusnya berterima kasih nih sama tukang ojek sepeda-nya karena pelayanan yang sungguh dari mereka terhadap tamu/pengguna ojek sepeda.

Sakti, cuma ngeliatin, pot-nya langsung terbakar :p

Ke mana lagi kami setelah itu? Ke Pecinan! Aaaakkk tepatkah bila saya bilang pecinan? Ini tempat etnis China dengan kuil-kuil dan mereka sedang berdo'a. Wah, keren sekali. Saya disuruh foto di depan tong api yang sedang menyala wakakakaka berasa sakti itu. Btw siap-siap mata pergih karena asap hio dan kertas-kertas yang dibakar merajai tempat ini.

Puas jalan-jalan keliling menggunakan ojek sepeda saatnya mengisi perut. Berakhirlah perjalanan dibonceng dengan sepeda ontel di sebuah rumah makan masakan Padang (dan mereka ada di mana-mana hahahah). Makan siang saat benar-benar lapar itu tepat, teman. Sambil cerita-cerita tentang tempat-tempat oke yang layak dikunjungi traveler. Apalagi NTT! Ika paling semangat ceritanya. Jam terbang cewek yang satu ini jangan ditanya deh ... dia sudah ke mana-mana meski tubuh semungil itu *bwihik* digampar Ika :p

Meriam! Hahaha ...

Dari Kota Tua kami semua berpisah untuk bertemu kembali malam harinya. Saya dan Ika meluncur ke stasiun Kota untuk naik kereta ke Depok ... mengunjungi Mbak Ana sekeluarga hehehe. Sudah lama tidak ke Depok, ke rumah Mbak Ana. Kangeeeen!

Ceritanya masih berlanjut nih :p tapi nanti ...


Wassalam.


2 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. wuidih, ke kota tua rupanya. next time harus ke sana lagi, banyak spot lain yg masih harus dikunjungi :)

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak