Masyarakat Flores yang Ramah


KKN merupakan kegiatan wajib mahasiswa sebagai kegiatan nyata mereka mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah pada masyarakat. Saya menjadi anggota Panitia KKN Mahasiswa Universitas Flores periode 2012/2013 dalam bagian Seksi Dokumentasi dan Publikasi. KKN kali ini melibatkan 3 kabupaten di Pulau Flores yaitu Kabupaten Ngada, Kabupaten Nagekeo dan Kabupaten Ende. Di dalam surat tugas saya ditugaskan untuk meliput kegiatan KKN di Kabupaten Nagekeo selama 2 hari. Dan 2 hari ini boleh saya pilih apakah beruturut-turut (menginap) atau dipisah. Dan 2 hari ini saya pun boleh memilih kecamatan dan desa tujuan liputan.


Sejak jauh-jauh hari saya memang sengaja meminta untuk ditugaskan ke Kabupaten Nagekeo, lebih dekat menurut pandangan saya, agar tidak perlu menginap.

Saya sengaja memilik Kabupaten Nagekeo, arah barat dari Kota Ende, karena saya bosan dengan perjalanan arah timur Kota Ende (untuk liputan Kabupaten Ende). Masalahnya ke arah barat dari Ende hingga Nangaroro yang saya temui adalah laut, laut dan laut. Sepanjang perjalanan pun rumah penduduk masih sering kelihatan. Sedangkan ke arah timur … bukan main hutannya. Hehehe.


Pada hari Senin lalu, tepatnya tanggal 6 Agustus 2012, mahasiswa KKN diberangkatkan. Acara pelepasannya dibagi di dua tempat. Untuk Kabupaten Ende, acaranya di Kantor Bupati Ende, dilepas oleh Bupati Ende, Bapak Don Bosco Wangge. Sedangkan untuk Kabupaten Ngada dan Kabupaten Nagekeo, acaranya di Auditorium Kampus 1 Universitas Flores, dilepas oleh Rektor Universitas Flores, Prof. Stephanus Djawanai, M.A. beserta Ketua Panitia KKN, Ibu Yulita Londa, S.E., M.Si., Akt.


Setelah mendapat kontak mahasiswa KKN tujuan Kecamatan Nangaroro (kecamatan dari Kabupaten Nagekeo yang jaraknya paling dekat dengan perbatasan Kabupaten Ende), saya pulang dulu ke rumah. Tepat pukul 10.30 Lin (mahasiswi KKN yang ditempatkan di Kecamatan Nangaroro) mengirim sms bahwa bis kayu yang mereka tumpangi bernama ‘Hasrat’ telah bertolak menuju barat. Okay. Saatnya berangkat.

Dari Ende saya mengejar waktu, istilah untuk mengebut, agar si Hasrat terkejar. Memang terkejar dan akhirnya kami tiba di Kantor Kecamatan Nangaroro. Sayangnya Bapak Camat sedang tidak di tempat. Rombongan ini disambut oleh Sekcam. Dua dosen pembimbing yaitu Pak Elias Beda dan Pak Stephanus, segera melapor kepada Sekcam. Kemudian mahasiswa yang terdiri dari 2 bis kayu ini dibagi per kelompok berdasarkan desa tujuan. Dan karena ada 5 desa dan 2 bis kayu, makanya ada acara antar-mengantar terlebih dahulu. Itu yang tidak saya sadari. Hahaha.


Setelah mengisi perut di sebuah warung di Nangaroro (well, saya muskafir :p), saya melanjutkan perjalanan menuju Aigela. Perjalanannya memang jauh dan ada badan-badan jalan yang sedang diperbaiki. Jalanan di Nangaroro banyak yang rusak, berlobang, berpasir, dan lain-lain. Penuh semangat saya tiba di Aigela. Desa yang menjadi tujuan saya adalah Desa Ulupulu 1, sekitar 20-an kilometer arah Bajawa. Sangat melegakan karena dari Aigela menuju Ulupulu jalannya bagus mulus bikin ban motor tertawa senang. Hehehe. Lebih senang lagi karena desa ini terletak di pinggir jalan negara, tidak ke pelosok.

Tiba di desa Ulupulu saya bertanya rumah Kades. Oleh masyarakat katanya “ke sana lagi, sedikit lagi,” haha jangan percaya bila orang di desa bilang “sedikit lagi sampai,” karena itu artinya masih 10 kilometer lagi. Tiba di rumah Kades Ulupulu, saya dibertahu bahwa mahasiswa KKN ditempatkan bukan di Desa Ulupulu melainkan Ulupulu 1 dan itu masih jauh ke depan. Hahaha. Great. Kembali motor saya melaju hingga bertemu segerombolan bocah. Mereka melihat saya dan memanggil, “halo mister!” hehehe.


Melihat bocah bergerombol seperti itu saya gatal pengen foto bareng sama mereka hhahaha. Setelah difoto, para bocah dengan senang hati bersedia mengantar saya ke rumah Kades. Sayangnya di rumah Kades Ulupulu 1 ini saya tidak melihat jas biru milik Universitas Flores. Ke mana kah para mahasiswa yang ditempatkan di sini? Para bocah kemudian mengajak saya pergi ke Polindes dan mereka bersedia mengantar! Wow. Luar biasa hahaha. Jalan menuju Polindes sangat merusak jiwa saya hihihi. Luar biasa parah itu jalan desa, lobangnya parah amit, belum lagi bebatuan besar mencuat. Tapi saya nekat ketimbang jalan kaki. Setelah melewati jalan desa itu saya bertemu dengan lapangan yang maha luas. Masya Allah melihat Gunung Inerie di kejauhan dengan langit biru dan awan putih, perasaan saya ingin selamanya berada di tempat ini.


“Tanta! Itu Polindes di depan!”

Teriakan seorang bocah mengagetkan saya. Kembali ke realita hahaha. Saya kira lapangan luas ini mulus, udah ngebut duluan ternyata tanah di lapangan ini retak semua! Saya seperti naik mesin getar hahaha. Memelankan motor akhirnya saya tiba di bangunan Polindes Ulupulu 1 yang terletak di ujung lapangan. Ternyata di sini juga tidak ada mahasiswa yang saya cari. Di Polindes sendiri sedang ada penyuluhan tentang woman traficking. Dari dalam saya mendengar suara, “jangan percaya kalau mereka bilang kalian punya anak kerja enak di Singapur, periksa baik-baik dulu baru percaya!”
Keren ya?


Kemudian Kades keluar ruangan dan bertemu saya. Dari obrolan kami Kades menegaskan belum ada mahasiswa yang tiba di desanya. Baiklah. Kami lama mengobrol dan menunggu hingga akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke Ende. Kades yang baik hati itu malah menawari saya makan terlebih dahulu, kasihan melihat saya yang perempuan ini *ehek* mengendarai motor dari Ende. Tentu itu perbuatan nekat (bukan tercela sih :p) hahaha.


Saya kembali ke Aigela, ngopi-ngopi dulu di situ sambil menghubungi Lin yang ternyata tidak ditempatkan di Desa Ulupulu 1. Lin memberi kontak si Ninis, temannya yang ditempatkan di Desa Ulupulu 1. Dari sms Ninis saya ketahui bahwa kelompoknya Ninis ini mesti mengantar terlebih dahulu 2 kelompok lain ke 2 desa berbeda dengan jarak tempuh yang naujubileh. Kata Ninis, “udik ngeri kak dia pung jalan!” ya iya lah. Informasi dari Sekcam, itu desa-desa pemekaran dari desa utamanya. Jalanannya hancur berantakan. Tapi mungkin justru di situ tantangannya mahasiswa KKN yaaa. Semakin udik sebuah desa, semakin bagus untuk melatih mental mereka berada di tengah-tengah masyarakat.


Akhirnya saya putuskan liputan hari pertama cukup kegiatan di Kecamatan Nangaroro saja. Untuk desanya, mungkin saya pilih desa lain di Boawae yang letaknya memang lebih jauh lagi dari Ulupulu 1, sudah lebih dekat ke Bajawa sih, tapi desanya juga di pinggir jalan negara *lirik motor* hahaha. Si Ardian, kontak saya di sana sudah siap memberi informasi seandainya mereka hendak melakukan kegiatan yang akbar. Baiklah, saya tunggu. Sedangkan untuk desa berikutnya saya akan pilih desa yang terletak di dekat Kota Mbay, ibukota Kabupaten Nagekeo. Jadi lengkap sudah hutang dan tanggung jawab saya meliput kegiatan KKN mahasiswa di dua desa berbeda untuk dua hari kerja.

Well … saatnya saya pulang. Mengebut itu nikmat juga hahaha. Saya tiba di Ende sebelum waktu berbuka puasa.


Apa yang saya dapatkan dari perjalanan meliput ini? Bahwa masyarakat Flores itu sangat ramah. Terbayang para bapak dan ibu yang saya temui sepanjang jalan yang bersedia memberikan informasi, bahkan informasi tambahan tanpa diminta. Juga seorang ibu yang memberikan kamar mandinya untuk saya pakai, bahkan adik ibu ini meminjamkan sandalnya. Juga kepada Bapak Kades Ulupulu 1 yang telah sangat ramah hingga mengajak saya makan. Kita orang Flores sangat ramah. Pertahankan jiwa kita yang ramah ini … pertahankan dan tingkatkan!


Wassalam.

4 Komentar

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

  1. Tulisannya keren... Jadi pingin pintar merangkai kata di blog kaya Ka Tuteh... Ya MASYARAKAT FLORES MEMANG SANGAT RAMAH

    BalasHapus
  2. kapan yah aku bisa ke sana ???

    BalasHapus
  3. haddehh, jadi isinya perjalanan menembus belantara Flores ya? keren foto2nya, jadi pengen.

    eh tapi tugasmu belum selesai ya. belum ada liputan KKN yg sebenarnya! *ctarr ctarr*

    BalasHapus
  4. sama juga di pedesaan di jawa kalo nanya suatu tempat bilangnya sudah deket, tapi yah tetap jauh hahaha

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak